Tuesday, January 16, 2024

APA ITU FAST FASHION DAN MENGAPA INI SANGAT BURUK?

 



Fast fashion atau busana cepat dikenal sebagai salah satu fenomena penyebab dari kerusakan planet bumi, pengeksploitasian pekerja, dan melukai banyak hewan. Dampak dari fast fashion sebenarnya sangat luas. Tekanan untuk mengurangi biaya dan mempercepat waktu produksi berarti sudut pandang lingkungan hidup kemungkinan besar akan terpangkas. Dampak negatif dari fast fashion mencakup penggunaan pewarna tekstil yang murah dan beracun menjadikan industri fashion sebagai salah satu pencemar air bersih terbesar di dunia, sama halnya dengan pertanian.

Tekstil murah juga meningkatkan dampak fast fashion. Poliester seringkali disebut sebagai salah satu kain paling populer. Bahan ini berasal dari bahan bakar fosil, berkontribusi terhadap pemanasan global, dan dapat melepaskan serat mikro yang menambah jumlah plastik di lautan saat dicuci atau bahkan dipakai. Namun bahkan kain “alami” pun bisa menjadi masalah dalam skala tuntutan fast fashion. Kapas konvensional membutuhkan air dan pestisida dalam jumlah besar di negara-negara seperti India dan Tiongkok. Hal ini menimbulkan risiko kekeringan dan tekanan ekstrem pada daerah aliran sungai serta persaingan sumber daya antara perusahaan dan masyarakat lokal.

Kecepatan dan permintaan yang konstan berarti peningkatan tekanan pada bidang lingkungan lainnya seperti pembukaan lahan, keanekaragaman hayati, dan kualitas tanah. Pengolahan kulit juga berdampak terhadap lingkungan, dengan 300kg bahan kimia ditambahkan ke setiap 900kg kulit hewan yang disamak. Kecepatan produksi pakaian juga berarti semakin banyak pakaian yang dibuang oleh konsumen, sehingga menimbulkan limbah tekstil dalam jumlah besar. Menurut beberapa statistik, di Australia saja, lebih dari 500 juta kilo pakaian yang tidak diinginkan berakhir di tempat pembuangan sampah setiap tahunnya.

Selain kerugian lingkungan akibat fast fashion, ada juga kerugian manusia. Fast fashion sangat berdampak pada pekerja garmen yang bekerja di lingkungan berbahaya, dengan upah rendah, dan tanpa hak asasi manusia yang mendasar. Di bagian bawah rantai pasokan, para petani bekerja dengan bahan kimia beracun dan praktik brutal yang dapat berdampak buruk pada kesehatan fisik dan mental mereka, sebuah penderitaan yang disoroti oleh film dokumenter The True Cost.

Seringkali hewan juga terkena dampak fast fashion. Di alam liar, pewarna beracun dan serat mikro yang dilepaskan di perairan akan tertelan oleh kehidupan darat dan laut melalui rantai makanan dan menimbulkan dampak yang sangat buruk. Dan ketika produk-produk yang berasal dari hewan seperti kulit, bulu, dan bahkan wol digunakan secara langsung dalam dunia fesyen, maka kesejahteraan hewan pun terancam. Sebagai contoh, sejumlah skandal mengungkapkan bahwa bulu asli, termasuk bulu kucing dan anjing, sering kali dianggap bulu palsu oleh pembeli yang tidak mengetahuinya. Kenyataannya adalah ada begitu banyak bulu asli yang diproduksi dalam kondisi buruk di peternakan bulu sehingga produksi dan pembeliannya menjadi lebih murah dibandingkan bulu palsu.

Fast fashion dapat berdampak pada konsumen itu sendiri, mendorong budaya “membuang” karena produk-produk tersebut sudah ketinggalan zaman dan cepatnya munculnya tren. Fast fashion membuat kita percaya bahwa kita perlu berbelanja lebih banyak agar tetap mengikuti tren, menciptakan rasa kebutuhan dan ketidakpuasan yang terus-menerus. Tren ini juga mendapat kritik atas dasar kekayaan intelektual, dengan beberapa desainer menuduh bahwa pengecer telah memproduksi secara massal desain mereka secara ilegal.

Banyak pengecer yang kita kenal sekarang sebagai pemain besar fast fashion, seperti Zara atau H&M, dimulai sebagai toko kecil di Eropa sekitar tahun 1950an. Secara teknis, H&M adalah raksasa mode cepat tertua, yang dibuka sebagai Hennes di Swedia pada tahun 1947, berekspansi ke London pada tahun 1976, dan tak lama kemudian, mencapai Amerika pada tahun 2000. Zara menyusul, yang membuka toko pertamanya di Spanyol Utara pada tahun 1975. Ketika Zara mendarat di New York pada awal tahun 1990-an, orang pertama kali mendengar istilah “fast fashion”. Istilah ini diciptakan oleh New York Times untuk menggambarkan misi Zara yang hanya membutuhkan waktu 15 hari agar sebuah pakaian mulai dari tahap desain hingga dijual di toko.

Produsen fast fashion yang telah mengambil keuntungan finasial namun tidak memikirkan dampaknya terhadap bumi kita ini memang bukanlah perbuatan yang terpuji. Namun, sebagai konsumen kita bisa memilih untuk tidak membeli barang hasil produksi fast fashion. Dengan begitu, kita tergolong sebagai orang-orang yang peduli terhadap kesehatan bumi. Karena jika bukan kita, maka siapa lagi?


No comments:

Post a Comment

APA ITU FAST FASHION DAN MENGAPA INI SANGAT BURUK?

  Fast fashion atau busana cepat dikenal sebagai salah satu fenomena penyebab dari kerusakan planet bumi, pengeksploitasian pekerja, dan ...